Membatik dalam Pembelajaran P5: Aktivitas Praktik Batik Jumputan oleh Siswa SMP IT Orenz - Blog Orenz

Breaking

Senin, 23 September 2024

Membatik dalam Pembelajaran P5: Aktivitas Praktik Batik Jumputan oleh Siswa SMP IT Orenz

  

Pada tanggal 27 Mei 2024, siswa kelas 7 SMP IT Orenz memulai kegiatan praktik membuat batik jumputan sebagai bagian dari pembelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Aktivitas ini diselenggarakan di ruang seni sekolah dan bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada teknik batik tradisional Indonesia serta menanamkan nilai-nilai budaya melalui pembelajaran langsung. Kegiatan ini melibatkan penggunaan kaos polos warna putih sebagai media utama untuk membuat batik jumputan.

Sejak pagi hari, siswa tampak bersemangat memulai aktivitas yang sudah lama dinantikan ini. Setiap siswa telah menyiapkan kaos polos warna putih yang akan dijadikan media batik jumputan. Kaos ini dipilih karena permukaan kainnya yang halus dan mudah untuk diterapkan berbagai teknik pewarnaan. Kegiatan dimulai dengan pembagian kaos dan pengenalan bahan serta alat yang akan digunakan, seperti elastik band, pewarna alami, dan sikat untuk pewarnaan.

Sebelum memulai proses batik, siswa diberikan penjelasan mengenai teknik jumputan. Batik jumputan adalah teknik pewarnaan yang melibatkan pengikatan bagian-bagian kain menggunakan elastik band sebelum diwarnai, sehingga menciptakan pola-pola yang unik dan menarik setelah kain dibuka. Penjelasan ini membantu siswa memahami konsep dan teknik yang akan mereka terapkan pada kaos mereka.

Proses pertama dalam membuat batik jumputan adalah mengikat kaos dengan elastik band. Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memastikan setiap kaos terikat dengan baik dan pola yang diinginkan dapat terbentuk. Teknik pengikatan ini memerlukan ketelitian, karena setiap ikatan akan mempengaruhi pola akhir yang muncul setelah pewarnaan.



Setelah kaos terikat dengan elastik band, siswa melanjutkan ke tahap pewarnaan. Pewarna alami, yang terdiri dari bahan-bahan seperti daun, buah, dan rempah-rempah, telah disiapkan sebelumnya. Siswa diberi kebebasan untuk memilih kombinasi warna yang mereka inginkan dan mulai menerapkan pewarnaan pada kaos yang telah terikat. Pewarnaan ini dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan warna menyerap dengan merata ke dalam kain.

Sementara kaos sedang diwarnai, siswa juga diajak untuk belajar tentang sejarah dan makna batik jumputan dalam budaya Indonesia. Diskusi ini memberikan konteks tambahan mengenai teknik yang mereka praktikkan, serta menambah wawasan tentang pentingnya melestarikan warisan budaya melalui seni dan kerajinan tradisional.

Setelah proses pewarnaan selesai, kaos dibiarkan mengering. Siswa tidak hanya menunggu, tetapi juga terlibat dalam diskusi kelompok tentang pengalaman mereka, berbagi tips dan trik yang mereka pelajari, serta merencanakan langkah-langkah berikutnya. Proses ini membantu siswa untuk lebih memahami dan menghargai hasil karya mereka.

Momen yang paling dinantikan adalah saat membuka elastik band untuk melihat hasil akhir dari batik jumputan. Dengan hati-hati, siswa membuka ikatan dan menyaksikan pola-pola unik yang muncul di kaos mereka. Pola-pola tersebut mencerminkan kreativitas dan keterampilan mereka dalam mengaplikasikan teknik batik jumputan. Suasana di ruang seni penuh dengan kegembiraan dan rasa puas melihat hasil karya mereka.

Setelah selesai, siswa bersama guru melakukan evaluasi terhadap hasil karya mereka. Diskusi ini mencakup aspek teknis dari proses pembuatan, seperti keakuratan pengikatan dan pewarnaan, serta kreativitas dalam desain. Evaluasi ini sangat penting untuk memberikan umpan balik konstruktif dan membantu siswa meningkatkan keterampilan mereka di masa depan.

Kegiatan praktik batik jumputan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis dalam seni, tetapi juga memperkenalkan siswa pada nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kerajinan batik. Dengan keterampilan yang diperoleh, siswa diharapkan dapat lebih menghargai seni dan budaya Indonesia serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Sebagai penutup, kegiatan ini berhasil mencapai tujuan pembelajaran P5 dengan memberikan pengalaman langsung dalam membuat batik jumputan. Siswa kelas 7 SMP IT Orenz tidak hanya belajar teknik batik, tetapi juga merasakan bagaimana melestarikan warisan budaya melalui kreativitas dan kerja keras. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk terus mengeksplorasi dan menghargai seni dan budaya lokal, serta menerapkan nilai-nilai tersebut dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages